
Kepala pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Greenland, kawasan yang sebelumnya menjadi perhatian Presiden Donald Trump, telah dipecat setelah mengkritik kebijakan Washington terkait penguasaan wilayah Arktik tersebut.
Kolonel Susannah Meyers, yang menjabat sebagai Komandan Pituffik Space Base sejak Juli tahun lalu, dipecat setelah laporan bahwa dirinya menghindari kritik yang disampaikan oleh Wakil Presiden AS, JD Vance, terkait pengelolaan wilayah Greenland.
Pecat Kepala Pangkalan AS di Greenland karena Kritikan
Pernyataan resmi dari US Space Force menyebutkan bahwa tindakan tersebut diambil karena adanya keperluan untuk memastikan konsistensi sikap nonpartisan dalam pelaksanaan kebijakan militer AS, khususnya dalam mengelola pangkalan di luar negeri.
Kolonel Meyers sebelumnya telah mengirimkan email kepada seluruh personel di Pituffik yang menyatakan bahwa dia merasa tertekan oleh kunjungan Wakil Presiden Vance. Dalam email tersebut, Meyers mengindikasikan bahwa dirinya tidak setuju dengan pandangan politik yang diutarakan Vance selama kunjungannya ke Greenland pada 28 Maret 2025 lalu.
Wapres Vance Kritik Pengelolaan Greenland
Selama kunjungan tersebut, Vance mengkritik Denmark terkait kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan pembangunan di Greenland. “Pesan kami kepada Denmark sangat sederhana: Anda belum menjalankan pekerjaan yang baik untuk penduduk Greenland,” kata Vance, menambahkan bahwa kurangnya investasi di wilayah tersebut menjadi masalah serius.
Meyers kemudian menanggapi kritikan tersebut dengan mengatakan bahwa dia tidak berniat terlibat dalam diskusi politik terkait kunjungan tersebut. Namun, pernyataan resmi dari Pentagon mengungkapkan bahwa tindakan yang diambil terhadap Meyers bertujuan untuk menjaga kesinambungan kebijakan AS di wilayah tersebut.
Tantangan Geopolitik di Greenland
Greenland yang merupakan bagian dari Kerajaan Denmark, terus menjadi pusat perhatian geopolitik, khususnya dengan persaingan antara AS, Rusia, dan China. Presiden Trump sebelumnya bahkan pernah mengungkapkan minatnya untuk membeli Greenland, sebuah langkah yang mendapat reaksi negatif dari pihak Denmark.
Kolonel Meyers akhirnya digantikan oleh Kolonel Shawn Lee, yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam cara pengelolaan pangkalan tersebut di tengah situasi yang semakin kompleks.