
Jakarta – Mutilasi Ilmuwan Italia di Kolombia menggemparkan dunia setelah jasad Alessandro Coatti, ilmuwan asal Italia, ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya ditemukan tersebar di tiga lokasi berbeda di sekitar kota pesisir Santa Marta, Kolombia. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran internasional, memicu penyelidikan intensif oleh pihak berwenang setempat.
Penemuan Mengerikan: Mutilasi Ilmuwan Italia di Kolombia
Pihak kepolisian Kolombia mengungkapkan bahwa bagian tubuh korban ditemukan tersebar di tiga lokasi berbeda di sekitar Santa Marta. Identitas Coatti dipastikan lewat gelang yang dikenakannya, serta konfirmasi dari keluarga dan pihak berwenang Italia. Coatti diketahui merupakan ahli biologi berusia 38 tahun yang sedang melakukan riset ilmiah di kawasan Amerika Selatan.
Jejak Terakhir Coatti Sebelum Mutilasi Maut di Kolombia
Menurut penyelidikan awal, Coatti terakhir terlihat menginap di sebuah hostel sebelum melakukan perjalanan ke Taman Nasional Tayrona pada 5 April 2025. Namun hingga kini, belum ada kepastian mengenai penyebab kematian maupun pelaku dari mutilasi ilmuwan Italia di Kolombia tersebut.
“Saat ini belum ada detail lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi. Penyelidikan masih terus dilakukan,” kata perwakilan dari Kejaksaan Kolombia.
Pemerintah Kolombia Tawarkan Hadiah untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Ilmuwan Italia
Wali Kota Santa Marta, Carlos Pinedo Cuello, menyatakan bahwa kasus ini diklasifikasikan sebagai pembunuhan. Pemerintah kota bahkan menawarkan hadiah sebesar USD 11.300 bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi akurat untuk membantu mengungkap pelaku mutilasi ilmuwan Italia di Kolombia.
Dukungan Pemerintah Italia untuk Keluarga Coatti
Dikutip dari CNN, Sabtu (12/4/2025), Kementerian Luar Negeri Italia memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban. Polisi Italia juga bekerja sama dengan otoritas Kolombia dalam menangani kasus ini.
Coatti sebelumnya pernah bekerja selama delapan tahun di Royal Society of Biology (RSB) di London sebelum mengundurkan diri pada 2024 untuk menjalani perjalanan riset di Amerika Selatan. Dalam pernyataan resminya, RSB mengenang Coatti sebagai ilmuwan berdedikasi tinggi dan sangat dicintai oleh rekan-rekannya.
“Ale adalah pribadi yang cerdas, hangat, dan dicintai semua orang yang pernah bekerja dengannya. Ia akan sangat dirindukan,” tulis RSB.
Perjalanan Ilmiah Coatti di Amerika Selatan Sebelum Mutilasi Maut
Sebelum tiba di Kolombia, Coatti sempat mengunjungi Peru, Bolivia, dan Ekuador sebagai bagian dari perjalanan ilmiahnya. Jaksa Agung Roma, Francesco Lo Voi, mengonfirmasi bahwa perjalanan tersebut terkait langsung dengan proyek penelitian Coatti di kawasan Amerika Selatan.
Dugaan Pembunuhan: Kelompok Bersenjata Terlibat dalam Mutilasi Ilmuwan Italia?
Pihak berwenang menduga bahwa kematian Coatti mungkin terkait dengan aktivitas kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut. Ada spekulasi bahwa Coatti menjadi korban salah sasaran dari kekerasan yang kerap terjadi di kawasan tersebut.
Keprihatinan Dunia Mengenai Keamanan Peneliti di Kolombia
Kasus mutilasi ilmuwan Italia di Kolombia menimbulkan keprihatinan global mengenai keselamatan wisatawan dan peneliti asing yang melakukan kegiatan ilmiah di wilayah rawan konflik. Penyelidikan masih terus berlanjut sementara publik menantikan keadilan bagi Coatti dan keluarganya.
Leave feedback about this