
Tanggal 30 Maret Memperingati Hari Apa?
Tanggal 30 Maret 2025 jatuh pada hari Minggu berdasarkan penanggalan kalender Masehi. Pada hari ini, terdapat tiga momen penting dan bersejarah yang diperingati.
Lantas, tanggal 30 Maret memperingati hari apa saja? Berikut ini adalah penjelasan mengenai perayaan yang diperingati pada tanggal tersebut di Indonesia dan dunia.
Hari Film Nasional: Memperingati Perjalanan Sinema Indonesia pada 30 Maret
Di Indonesia, setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional (HFN). Tahun ini, HFN merayakan peringatan ke-75.
Mengutip laman Badan Perfilman Indonesia (BPI), peringatan HFN bertujuan untuk menghargai dan mengenang perjalanan para pelaku film Indonesia dalam perfilman nasional. Peringatan ini juga menjadi ajang untuk merayakan karya-karya sinema yang telah dihasilkan oleh industri perfilman Tanah Air.
Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 menetapkan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional, yang bertepatan dengan produksi film panjang pertama Indonesia pada tahun 1950.
Hari Bipolar Sedunia: Meningkatkan Pemahaman tentang Gangguan Bipolar
Selain itu, Hari Bipolar Sedunia juga diperingati pada tanggal 30 Maret. Perayaan ini berhubungan dengan kelahiran pelukis terkenal Vincent van Gogh, yang diketahui menderita gangguan bipolar.
Dilansir dari National Today, peringatan ini dimulai oleh International Society for Bipolar Disorders (ISBD), yang bekerja sama dengan International Bipolar Foundation (IBPF) dan Asian Network of Bipolar Disorders (ANBD). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai gangguan bipolar, yang dapat memengaruhi suasana hati secara drastis, menyebabkan stres, hingga mania.
Gangguan bipolar sendiri sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno, ketika gejalanya pertama kali didokumentasikan oleh dokter Hippocrates, yang menyebutnya “melankolia dan mania.”
Hari Tanah Palestina: Mengingat Sejarah Protes dan Revolusi Tanah
Hari Tanah diperingati setiap 30 Maret di Palestina untuk mengenang peristiwa bersejarah ketika protes terhadap perampasan tanah oleh Israel menyebabkan enam orang tewas.
Dilansir dari National Today, Hari Tanah bukan hanya sekadar mengenang peristiwa tersebut, tetapi juga untuk merayakan semangat revolusi Palestina. Peristiwa ini bermula pada 1976, ketika pemerintah Israel mengumumkan niatnya untuk merebut tanah dari desa-desa Arab di Galilea.
Komite Nasional untuk Pertahanan Tanah Arab, yang menjadi organisasi politik pertama yang mewakili Palestina, mengorganisir protes besar ini. Mereka menamakan protes tersebut sebagai “Hari Tanah” dan menggelar demonstrasi besar di wilayah-wilayah yang terdampak.
Leave feedback about this