Berita Ekonomi Bisnis

Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 145%, Picu Gejolak Baru

Trump Naikkan Tarif China - Presiden AS Donald Trump saat rapat kabinet di Gedung Putih, Washington D.C., 10 April 2025. REUTERS/Nathan Howard

 

JakartaTrump Naikkan Tarif China menjadi 145%, memicu ketegangan perdagangan lebih lanjut antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis oleh Presiden AS Donald Trump untuk menekan defisit perdagangan AS-China, yang sudah menjadi isu besar dalam hubungan kedua negara.

Langkah Tegas Trump Naikkan Tarif China untuk Menekan Defisit Perdagangan

Dikutip dari Bloomberg, Trump Naikkan Tarif China sebagai respons langsung terhadap kebijakan tarif balasan dari China. Tarif 145% ini merupakan akumulasi dari pungutan yang sudah diterapkan sebelumnya, termasuk tambahan 20% sejak Februari terhadap impor fentanil dari China.

Selain fentanil, beberapa komoditas strategis seperti bahan panel surya juga dikenakan pajak tambahan. Trump mengakui bahwa kebijakan ini akan menimbulkan konsekuensi jangka pendek, namun tetap optimistis terhadap hasil jangka panjang.

“Akan ada biaya transisi dan tantangan, tapi hasil akhirnya akan indah. Posisi kita saat ini sangat kuat,” kata Trump, dikutip Jumat (11/4/2025).

Trump Siap Bernegosiasi, Tapi Tetap Tegas terhadap China dan Tarif Perdagangan

Trump juga mengisyaratkan kemungkinan pengecualian tarif bagi negara atau perusahaan yang menunjukkan itikad baik dalam bernegosiasi. Namun, kebijakan ini tetap disesuaikan dengan neraca perdagangan masing-masing negara.

“Setiap negara berbeda. Ada yang memiliki defisit besar dengan kita, ada yang tidak. Pendekatannya tergantung situasi,” ujar Trump.

Ia juga menyatakan kesiapannya untuk menghapus hambatan non-tarif dalam negosiasi lanjutan. Namun, jika dalam tiga bulan ke depan tidak tercapai komitmen memuaskan, maka tarif timbal balik akan diberlakukan secara lebih tegas.

AS Tak Akan Beri Kelonggaran untuk yang Menolak Berunding Tarif AS-China

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan bahwa negara yang enggan melakukan negosiasi tidak akan mendapat keringanan tarif.

“Semua ini tidak akan terjadi tanpa kebijakan dari Presiden,” ujar Lutnick menegaskan peran dominan Trump dalam keputusan tarif ini.

Pasar Keuangan Terguncang Akibat Kenaikan Tarif AS-China

Keputusan ini langsung berdampak pada pasar saham AS. Indeks S&P500 sempat anjlok lebih dari 6% sebelum pulih sebagian akibat perubahan sentimen investor. Kenaikan tarif juga menyebabkan harga minyak turun dan memicu penjualan obligasi.

Namun, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menilai dinamika pasar ini masih dalam batas wajar.

“Naik dua, turun satu bukanlah hal yang luar biasa. Ini hanya bagian dari dinamika pasar,” jelasnya.

90 Hari Penentuan Arah Baru Perdagangan AS-China

Bessent menyampaikan bahwa pemerintah AS akan menetapkan arah kebijakan tarif dalam waktu 90 hari ke depan. Proses ini akan melibatkan diskusi antara Gedung Putih, Departemen Perdagangan, dan Perwakilan Dagang AS.

“Kami akan mencapai keputusan penting dalam 90 hari ke depan,” pungkasnya.

Dampak Jangka Panjang pada Hubungan Ekonomi AS-China

Langkah ini diperkirakan akan mempengaruhi hubungan ekonomi jangka panjang antara AS dan China. Para analis memperkirakan bahwa jika negosiasi tidak berjalan lancar, ketegangan antara kedua negara bisa semakin meningkat, mempengaruhi ekonomi global.

Keputusan ini juga membawa tantangan bagi perusahaan-perusahaan AS yang mengandalkan impor dari China, yang kini harus menghadapi biaya lebih tinggi. Dalam jangka panjang, kebijakan ini bisa merubah peta perdagangan dunia secara signifikan.

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video